Setelah sukses dengan film sebelumnya yaitu 99 Cahaya di Langit Eropa, Hanum Salsabiela Rais kembali menghadirkan film terbaru dengan judul Hanum & Rangga: Faith & The City. Seperti film sebelumnya, dalam film ini nuansa agama sangat kenta ditonjolkan, bahkan sejak pemutaran film kita sudah disuguhkan dengan pertanyaan “would the world be better without Islam?”. Film ini berlatarkan Kota New York dimana kaum muslim merupakan minoritas, sementara Hanum dan Rangga merupakan pasangan yang religius dan ingin membuka pandangan masyarakat di sana bahwa Islam merupakan agama yang damai.
Hanum mencintai dunia jurnalis, dan suatu hari sebuah kesempatan datang padanya untung mengembangkan karir. Sebuah tawaran untuk magang selama 3 minggu di sebuah stasiun tv GNTV New York sebagai reporter membuat Hanum tidak bisa menolak tawaran tersebut. Meski sebelumnya Rangga sang suami merasa keberatan, namun akhirnya ia menyetujui keinginan istrinya. Dengan catatan hanya tiga minggu dan setelah itu mereka akan ke Vienna, karena Rangga harus menyelesaikan disertasinya. Hanum sangat bersemangat menyambut pekerjaan barunya dengan harapan dan visi misi dimana ia bisa menyebarkan fakta tentang Islam yang sebenarnya lewat media elektronik. Namun ternyata ia harus melawan keinginannya tersebut karena sang atasan Andy Chooper justru sangat mendewakan rating untuk setiap acaranya. Bahkan selama ia bekerja di stasiun tv tersebut ia harus bisa mengabaikan keyakinan demi rating dan popularitas acara yang dibawanya. Apalagi dengan kesibukannya dalam mengejar karir, secara tidak sadar hubungannya dengan Rangga pun merenggang. Tempat download film subtitle Indonesia terbaru di Muvihd21 dot com. Film ini sebenarnya memiliki konsep yang bagus, namun menjadi tidak relevan dengan adegan cinta, drama dan cemburu yang diutarakan. Kesan faith seperti dalam tajuk film ini sendiri kurang begitu dalam sehingga kurang greget bagi sebagian besar orang yang sudah menontonnya. Bahkan seharusnya Acha Septriasa yang membawakan peran Hanum dapat tampil lebih baik jika saja skenario dan logika lebih diutamakan dalam jalan cerita film ini. Ekspektasi para penonton yang berharap film ini setidaknya sama menyentuhnya dengan film Mbak Hanum sebelumnya justru jauh dari kenyataan. Meskipun begitu tetap ada banyak pesan dan hikmah yang dapat diambil dari film ini. Hanum yang memulai acara pertamanya dengan mewawancarai seorang wanita Arab menuai kesuksesan besar hingga ia semakin hanyut dalam pekerjaannya. Sementara itu Rangga sibuk menyelesaikan disertasinya, dan suatu hari tanpa sengaja ia pun bertemu Azima, seorang janda beranak satu yang pernah ditolong oleh Hanum. Pertemua mereka yang semakin intens sementara hubungan Hanum dan Rangga yang kian berjarak menciptakan peluang cinta segitiga yang penuh drama. Salah satu yang logika yang kurang diperhatikan dalam film ini adalah ketdakselarasan antara tempat dan latar belakang dengan bahasa yang digunakan. Bahkan saat acara tv berlangsung, hampir seluruhnya berbahasa Indonesia padahal acara tv tersebut tayang di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Ditambah lagi film ini lebih menonjolkan kecemburuan daripada tentang keyakinan hidup yang dimiliki Hanum, hingga tak bisa dipungkiri ada rasa kecewa setelah menonton film ini.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSelamat datang di blog sekte karungan. Tempat berbagi informasi cara mengisi karung anda penuh uang dengan cara kerja keras & kerja cerdas ArchivesCategories |